Senin, 24 November 2008

Oase

Puisi Imam Fauzi

Di Balik Senja yang Memudar

Senja yang dulu menyambut kita ke nirwana

kini tenggelam dalam hitam malam

Kita tinggalkan yang nyata

menggayuh impian-impian sederhana

Pada sepi yang menjadi murni

Pada sunyi yang menjadi abadi

Senja yang dulu menyambut kita ke nirwana

kini membayang dalam benak-benak kelam

Kita acuhkan yang pasti

menggayuh khayal-khayal maya

Pada rasa yang menjadi cita

Pada asa yang menjadi cipta

Senja yang dulu menyambut kita ke nirwana

kini hilang tanpa bekas

Pada hati yang menjadi cadas

Pada cinta yang menjadi tiada

Purworejo, 2008

Goyah

Ke dalam duri yang kita tanam kemarin,

bertumbuh api menggelora menyambut dahaga yang sesak

Masihkah kau mau memetik ranumnya,

dalam kelam yang membuat kita sengsara

Ke dalam luka yang kita tabur kemarin,

bertumbuh memar di pengap udara yang terdesak

Masihkah kau mau memungutnya,

dalam gelap yang membuat kita buta

Ke dalam sepi yang kita sakralkan kemarin

bertumbuh cinta memagut di batasan musim

Masihkah kau mau memeluknya,

dalam himpit asa yang membuat kita goyah

Purworejo, 2008


;

Pada malam yang tak bertuah,

Kapan mampu kulewati gelap ini tanpa bayang yang buatku kepingin mati,

Aku sendiri merapuh di ujung asa yang kian buatku luluh,

Tak ada kata yang bermuara di tepian laju puisi yang coba aku cipta,

Dan sajak selalu patah di balik distorsi puisi yang coba aku ungkap,

Tak pernah ada kejujuran yang selimuti mimpi di lebar sayap yang coba aku rentangkan

Hanya khayal-khayal kosong yang meninggi

tak berbatas, dan kujatuh sendiri saat kenyataan sita sadarku,

Bunga-bunga di tamanku layu diterpa badai beku

Purworejo, 2008

Tidak ada komentar: