Puisi Imam Fauzi
Di Balik Senja yang Memudar
Senja yang dulu menyambut kita ke nirwana
kini tenggelam dalam hitam malam
Kita tinggalkan yang nyata
menggayuh impian-impian sederhana
Pada sepi yang menjadi murni
Pada sunyi yang menjadi abadi
Senja yang dulu menyambut kita ke nirwana
kini membayang dalam benak-benak kelam
Kita acuhkan yang pasti
menggayuh khayal-khayal maya
Pada rasa yang menjadi cita
Pada asa yang menjadi cipta
Senja yang dulu menyambut kita ke nirwana
kini hilang tanpa bekas
Pada hati yang menjadi cadas
Pada cinta yang menjadi tiada
Purworejo, 2008
Goyah
Ke dalam duri yang kita tanam kemarin,
bertumbuh api menggelora menyambut dahaga yang sesak
Masihkah kau mau memetik ranumnya,
dalam kelam yang membuat kita sengsara
Ke dalam luka yang kita tabur kemarin,
bertumbuh memar di pengap udara yang terdesak
Masihkah kau mau memungutnya,
dalam gelap yang membuat kita buta
Ke dalam sepi yang kita sakralkan kemarin
bertumbuh cinta memagut di batasan musim
Masihkah kau mau memeluknya,
dalam himpit asa yang membuat kita goyah
Purworejo, 2008
;
Pada malam yang tak bertuah,
Kapan mampu kulewati gelap ini tanpa bayang yang buatku kepingin mati,
Aku sendiri merapuh di ujung asa yang kian buatku luluh,
Tak ada kata yang bermuara di tepian laju puisi yang coba aku cipta,
Dan sajak selalu patah di balik distorsi puisi yang coba aku ungkap,
Tak pernah ada kejujuran yang selimuti mimpi di lebar sayap yang coba aku rentangkan
Hanya khayal-khayal kosong yang meninggi
tak berbatas, dan kujatuh sendiri saat kenyataan sita sadarku,
Bunga-bunga di tamanku layu diterpa badai beku
Purworejo, 2008